Seringkali kita mendengar ungkapan Pengalaman adalah guru terbaik, bahkan mungkin ungkapan ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Mayoritas masyarakat di lingkungan kita hampir sama dalam memaknai arti ungkapan tersebut. Secara umum makna ungkapan dari Pengalaman adalah guru terbaik yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang menimpa perjalanan hidup kita pada masa yang telah lewat baik peristiwa menyenangkan maupun tidak menyenangkan, kemudian atas kejadian atau peristiwa tersebut kita jadikan sebagai suatu pelajaran, peringatan dan motivasi yang berharga dalam menyikapi dan menentukan langkah perjalanan hidup berikutnya.
Suatu ketika saya mengantar ibu saya untuk berbelanja di salah satu pasar tradisional. Musim hujan kala itu membuat banyak genangan air di sekitar pasar. Sembari menunggu ibu saya berbelanja, ada yang mengusik pandangan saya. Segerombolan ayam dan bebek sedang berkeliaran di sekitar genangan. Terlintas di pikiran saya, muka ayam dan bebek ini satu sama lain kok serupa ya, hehe.. Satu lagi, mereka sedang mencari makan di genangan-genangan air tersebut.


Melihat hal tersebut, tiba-tiba terlintas di pikiran saya. Betapa kita harus bersyukur pada-Nya karena telah menciptakan kita sebagai makhluk yang sempurna. Ada yang cantik, ada yang ganteng, tidak seperti ayam dan bebek yang satu sama lain (bahkan di seluruh dunia) hampir serupa. Juga kita diberi jatah rezeki masing-masing dari hal-hal yang baik, bukan dari genangan air (yang bisa dibilang) tidak bersih dan tidak sehat untuk ukuran manusia.
Dan semoga dengan rezeki yang sekian banyak telah diberikan, kita bisa terus bersyukur, bersyukur dan bersyukur.. Sehingga untuk ke depannya kita menjalani hidup dengan baik dan diberkahi oleh-Nya :)
Nak, Sebelum Kamu Hidup Bersama Putriku , Mau Kah Kamu Membaca Pesanku Ini?
Untuk orang yang akan menemani putriku, yang akan menua bersama hingga maut datang menjemput.

Halo, nak. Sebelumnya aku tidak pernah bertemu denganmu, tapi aku tahu bagaimana efek kehadiranmu di hidup putriku karena aku melihat ada perubahan di diri putriku. Tahukah kamu kalau dia jadi lebih lama ketika mandi? Aku tahu setiap kali ia membawa berbagai produk kecantikannya masuk ke kamar mandi, dia pasti akan menghabiskan waktu yang lama di kamar mandi. Tahukah kamu dia menghabiskan waktunya di depan laptop untuk belajar membuat masakan kesukaanmu? Satu kali, dua kali, tiga kali dia mencoba dan aku-serta istriku-dan seisi keluarga sering jadi kelinci percobaannya. Tahukah kamu bahwa dia sering grogi sebelum pergi bersamamu? Dia menghabiskan waktu berjam-jam di kamarnya cuma memilih baju terbaik dan dandan secantik mungkin. Padahal menurutku, apapun yang dipakai putriku, ia selalu terlihat cantik. Tahukah kamu bahwa dia sering pulang, masuk ke rumah dengan senyum yang sangat lebar setiap kali pulang dari pergi bersamamu? Senyum itu dulu cuma jadi milikku dan istriku, ketika kami membelikannya boneka kesukaannya. Senyum itu cuma jadi milikku dan istriku ketika ia tampil di pentas sekolah dan berhasil menemukan kami di tengah keramaian.

Aku tidak marah, aku juga tidak iri. Aku tahu suatu hari, momen ini akan datang. Momen dimana aku akan memegang tangannya untuk yang terakhir kali dan menyerahkannya kepadamu. Momen dimana aku akan pensiun jadi pahlawannya dan kamu yang akan menggantikan peranku itu. Walau aku tahu, dia akan selalu menganggapku sebagai pahlawan nomor satu dalam hidupnya. Tapi, percayalah, nak. Dia juga akan mengandalkan dirimu.

Jadi, aku cuma ingin berpesan. Maafkan kalau aku memang cerewet, tapi percayalah, istriku bisa menulis sebuah novel 1.000 halaman dan aku mungkin hanya akan menulis dua sampai tiga halaman saja. Nak, putriku mungkin bukan perempuan paling sempurna yang akan kamu temui di dunia, dia juga bukan perempuan paling cantik yang mungkin hadir di hidupmu. Tapi kamu harus yakin dan percaya sebelum menghabiskan sisa hidupmu bersama dirinya, dia lah satu-satunya perempuan yang memang pas dan cocok untuk hidup bersamamu setiap hari. Yakinkan dirimu bahwa dia satu-satunya perempuan yang bisa membantumu menjadi lelaki yang lebih kuat, lebih baik dan lebih dewasa setiap hari. Aku tahu, hidup kalian nanti tidak akan selalu penuh dengan tawa seperti yang kalian jalani sekarang, tapi aku ingin kalian berdua tetap memegang erat tangan satu sama lain, jangan pernah lepaskan, sehebat apapun badai yang menerpa kalian.

Tolong pertahankan senyum lebar yang selalu ia pasang setelah bertemu dirimu, karena aku dan istriku tidak akan selalu di sana untuk membuatnya tersenyum.

Tolong bantu dia untuk berdiri dan berjalan, bahkan berlari ketika dia terjatuh seperti yang aku dan istriku lakukan ketika dia masih jadi putri kecil kami.

Tolong tegur dan peringati putriku kalau dia memang berjalan ke arah yang salah, seperti yang aku dan istriku lakukan ketika dia salah mengambil jalan dalam hidup.

Yang terpenting, buat putriku selalu merasa dia berada di rumah ketika bersamamu. Tidak ada yang lebih penting selain rumah karena di sana tempat kalian berteduh, berlindung dan berkumpul bersama. Rumah adalah tempat pelarian terakhirmu. Buat dia nyaman, buat dia bahagia karena aku dan istriku tidak akan selalu di sini untuk membahagiakannya. Aku tidak bisa memberikan cinta seperti yang kamu berikan kepadanya, jadi aku yakin kamu punya kemampuan untuk mengerti dirinya.

Baiklah, aku sekarang sudah terdengar seperti istriku. Terima kasih sudah mendengarkan pesan panjangku ini. Aku sudah lebih lega sekarang seraya melihat kalian berdua menua bersama-sama.


Nak tolong jaga Putriku dengan baik..




Siti Munawaroh Azis. 

Anak terakhir dari tujuh bersaudara putra pasangan Abdul Azis Saud dan Masrini, lahir di Kediri, Jawa Timur pada tanggal 2 April 1992.

Menempuh pendidikan dasar pada tahun 1998 di SD Negeri Wamena, namun pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan di SD Inpres Tello Baru II, Makassar hingga tamat pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Negeri 8 Makassar, dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun 2008, diterima untuk melanjutkan studi di SMA Negeri 5 Makassar. Kemudian pada tahun 2012, melanjutkan studi di STMIK Dipanegara Makassar hingga saat ini :)